Selasa, 21 Juni 2011

Keep It Simple Stupid (KISS)

Seringkali kita terkecoh saat menghadapi suatu masalah, dan walaupun masalah tersebut terpecahkan, tetapi pemecahan yang ada bukanlah suatu pemecahan yang efisien dan justru malah terlalu rumit.

Mari kita coba lihat dalam tiga kasus di bawah ini :


  
Kasus Pertama :
Salah satu dari kasus yang ada adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong. Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman. Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong. Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.

Menari di Tengah Hujan

Pagi itu klinik sangat sibuk. Sekitar jam 09.30 seorang pria berusia 70-an datang untuk membuka jahitan pada luka di ibu-jarinya. Aku menyiapkan berkasnya dan memintanya menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, mungkin dia baru dapat ditangani setidaknya 1 jam lagi.
Sewaktu menunggu, pria tua itu nampak gelisah, sebentar-sebentar melirik ke jam tangannya. Aku merasa kasihan. Jadi ketika sedang luang aku sempatkan untuk memeriksa lukanya, dan nampaknya cukup baik dan kering, tinggal membuka jahitan dan memasang perban baru. Pekerjaan yang tidak terlalu sulit, sehingga atas persetujuan dokter, aku putuskan untuk melakukannya sendiri.

Sambil menangani lukanya, aku bertanya apakah dia punya janji lain hingga tampak terburu-buru. Lelaki tua itu menjawab tidak, dia hendak ke rumah jompo untuk makan siang bersama istrinya, seperti yang dilakukannya sehari-hari. Dia menceritakan bahwa istrinya sudah dirawat di sana sejak beberapa waktu dan istrinya mengidap penyakit Alzheimer.

Nikmati Kopinya, Bukan Cangkirnya


Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka. Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis - dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.
 

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami." "Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

Senin, 20 Juni 2011

Misi Naila


Senin pagi hari ini aku bangun dengan badan yang tidak segar. Rasanya masih pengen lanjut tidur lagi, ngantuk dan capek banget. Tapi jam sudah menunjukkan waktu pukul 05.00 pagi. Masih bisa sih lanjut tidur lagi he he he… tapi sayanglah kalau pagiku berlalu begitu saja. Udara masih dingin di luar dan Naila masih asyik dengan mimpinya. Nanti aja ngebanguninnya, masih ngorok gitu…

Tidak berasa memang kalau libur hanya hari Minggu saja. Badan tetap saja berasa capek. Uuuh, ini dari tadi mengeluh saja, sangat tidak baik untuk mengawali hari. Kubuka semua jendela dan pintu agar udara pagi yang segar bisa masuk menggantikan udara yang hanya berputar-putar di dalam rumah semalaman. Aku tersenyum, dan kuhirup udara pagi dalam-dalam hhhaaaahhh segaaaar… Langsung terasa ada yang berubah dengan perasaanku. Hi hi hi itulah ajaibnya tersenyum….   

Ketika Naila Menunggu Dijemput


Sudah satu minggu ini, sejak selesai Ujian Akhir Semester, Naila pulang sekolah jam 12.30 WIB. Dan seperti biasa hal ini  justru menjadi sangat merepotkan, karena tidak ada yang menjaga Naila di rumah sedangkan aku juga tidak mungkin mengajaknya ke kantor. Tapi Alhamdulillah, inilah indahnya silaturrahiim, punya banyak teman baik he he he ada teman yang bisa kutitipin Naila. Beliau tahu kalau Naila senang sekali dengan kucing dan kebetulan di rumahnya ada kucing-kucing yang sudah dikenal baik oleh Naila yaitu Pak Sonic dan Bu Vicky, dua ekor kucing Persia yang cantik. Rupanya Bu Vicky baru saja melahirkan 4 ekor anak kucing yang lucu-lucu (nanti Insya Allah diupload fotonya ya, tapi sekarang tinggal 3 ekor). Naila tentu saja betah dan senang sekali berada di sana he he he dan aku bisa kembali tenang melanjutkan pekerjaanku. Terima kasih banyak bu Rifa….