Senin, 20 Juni 2011

Ketika Naila Menunggu Dijemput


Sudah satu minggu ini, sejak selesai Ujian Akhir Semester, Naila pulang sekolah jam 12.30 WIB. Dan seperti biasa hal ini  justru menjadi sangat merepotkan, karena tidak ada yang menjaga Naila di rumah sedangkan aku juga tidak mungkin mengajaknya ke kantor. Tapi Alhamdulillah, inilah indahnya silaturrahiim, punya banyak teman baik he he he ada teman yang bisa kutitipin Naila. Beliau tahu kalau Naila senang sekali dengan kucing dan kebetulan di rumahnya ada kucing-kucing yang sudah dikenal baik oleh Naila yaitu Pak Sonic dan Bu Vicky, dua ekor kucing Persia yang cantik. Rupanya Bu Vicky baru saja melahirkan 4 ekor anak kucing yang lucu-lucu (nanti Insya Allah diupload fotonya ya, tapi sekarang tinggal 3 ekor). Naila tentu saja betah dan senang sekali berada di sana he he he dan aku bisa kembali tenang melanjutkan pekerjaanku. Terima kasih banyak bu Rifa….


 Dua hari ini (tanggal 15-16 Juni 2011) aku mendapat tugas ke Dinas Kesehatan Propinsi DIY sampai jam 13.00 WIB. Jadi dari malam sebelumnya aku sudah memberitahu Naila bahwa aku akan sedikit terlambat menjemputnya. Naila tidak keberatan dijemput terlambat karena katanya dia akan bisa lebih lama bermain-main di playground dengan teman-temannya. Dia juga akan menunggu di Perpustakaan sekolah. Oke, akhirnya setelah pesan berderet-deret yang kuberikan kepada Naila esok harinya, dia mengangguk mantap di pintu pagar sekolah waktu aku mengantarnya, ‘iya bunda, kakak mengerti.’

Dan benar, aku bukan lagi sedikit terlambat menjemputnya, tapi jadi sangat terlambat menjemput Naila karena waktunya molor lebih lama dari jadwal yang sudah direncanakan. Aku sudah khawatir dia akan main ayunan sendirian dengan muka letih, ngantuk, bosan dan kesal… Tapi aku tepiskan kekhawatiran itu, aku ganti dengan bayangan dia tetap ceria bermain dengan teman-temannya atau asyik membaca buku di perpustakaan, Oke pikiran ini jauh lebih nyaman dan menyenangkan…

Sampai di sekolah Naila, aku lihat sekolah sudah sangat sepi, hanya ada beberapa anak yang bermain di playground. Aku menuju perpustakaan barat, tetapi tidak ada sepatunya di rak di depan pintu. Berarti Naila tidak ada di sana. Sambil tengak tengok kiri kanan mencari Naila aku melintasi playground menuju perpustakaan timur. Tapi belum jauh aku melangkah ada panggilan yang sangat kukenal, ‘bundaaa…’. Aku celingak celinguk, ada suaranya kok nggak ada anaknya ya, nah loo… Ternyata Naila sedang duduk di bawah pohon bambu, tertutup oleh tong sampah besar. Pantas saja aku nggak bisa melihatnya. Di sebelahnya ada kardus seukuran kardus aqua gelas. Dan yang membuat aku kaget kardus itu berisi 2 ekor anak kucing yang masih sangat kecil, mungkin baru beberapa hari lahir. Satu ekor lagi ada di pangkuan Naila, dielus-elus sama dia. Haduuuh, biasanya aku sudah marahin dia megang-megang anak kucing seperti itu, kotor kan ? Tapi sekarang, sebelum aku sempat ngomong apa-apa dia sudah bilang dengan suara yang sangat memelas, ‘bunda, boleh ya anak-anak kucing kecil ini dibawa pulang. Kasihan mereka sudah tidak punya ibu lagi. Tidak ada yang merawat mereka, nanti siapa yang mau kasih makan, kasih susu ke mereka. Ayolah bunda…,’




Waduuh, kucing satu aja aku nggak bisa ngurus dengan baik (terlintas Kiesha Ketty Adelia-nya Naila yang sudah aku jual Desember lalu hiks hiks hiks…), bagaimana dengan 3 ekor kucing, masih bayi lagiii… Aduuuuh kakak, bunda mohon dengan sangat pengertian kakak untuk masalah yang satu ini : hewan piaraan. Tolong mengertilah dengan tugas-tugas dan tanggung jawab bunda, mengertilah bahwa kakak belum sepenuhnya bisa mandiri : bangun masih harus dibangunkan, mandi masih harus dibilas sama bunda, ganti baju masih harus dibantu dan bolak balik diingatkan sama bunda biar tidak kelamaan, makan masih harus diingatkan dan kadang-kadang malah harus disuapin, belajarpun masih harus dikejar-kejar. Perhatian bunda masih fokus pada perkembangan Naila saat ini. Bunda tidak bisa janji apa-apa, tapi seiring waktu, dengan kesungguhan kakak untuk bisa mandiri dan bertanggung jawab dengan diri kakak sendiri, bunda yakin kakak suatu saat akan bisa menjaga dan memelihara hewan piaraan kakak dengan baik.

Alhamdulillah, akhirnya dia mau mengerti, memasukkan anak kucing kembali ke dalam kardus dan meninggalkannya dengan wajah masih sedih. Kucing-kucing itu aku titipkan ke pak Satpam sekolah Naila. Dan setelah itu, kakakkkk, cuci tangan dulu yang bersiihh, jangan lupa pakai sabuuuunnnn…..


Yogyakarta, 15 Juni 2011

1 komentar: