Senin, 20 Juni 2011

Misi Naila


Senin pagi hari ini aku bangun dengan badan yang tidak segar. Rasanya masih pengen lanjut tidur lagi, ngantuk dan capek banget. Tapi jam sudah menunjukkan waktu pukul 05.00 pagi. Masih bisa sih lanjut tidur lagi he he he… tapi sayanglah kalau pagiku berlalu begitu saja. Udara masih dingin di luar dan Naila masih asyik dengan mimpinya. Nanti aja ngebanguninnya, masih ngorok gitu…

Tidak berasa memang kalau libur hanya hari Minggu saja. Badan tetap saja berasa capek. Uuuh, ini dari tadi mengeluh saja, sangat tidak baik untuk mengawali hari. Kubuka semua jendela dan pintu agar udara pagi yang segar bisa masuk menggantikan udara yang hanya berputar-putar di dalam rumah semalaman. Aku tersenyum, dan kuhirup udara pagi dalam-dalam hhhaaaahhh segaaaar… Langsung terasa ada yang berubah dengan perasaanku. Hi hi hi itulah ajaibnya tersenyum….   

Segera aku bangunkan Naila untuk membagi keindahan pagi ini. Tapi, hi hi hi dia hanya menggeliat-geliat sebentar dan lanjut tidur lagi… Begitu terus sampai beberapa kali, sampai aku ingatkan dia tentang rencananya untuk ikut lomba mewarnai di sekolah. ‘Kakak sudah siapin alat mewarnainya belum ?’ tanyaku. ‘Belum bunda’ jawabnya dengan mata yang masih terpejam. Dia masih bolak balik sambil menarik-narik selimutnya. Aku ajak ngobrol Naila dengan topik-topik yang disenanginya sampai akhirnya dia terbangun. Dia kemudian berdo’a masih sambil menguap dan berjalan keluar. Setelah minum air putih, seperti biasa dia membuka kulkas dan mencari camilan. Begitu rutinitasnya setiap pagi.

Di perjalanan berangkat beribadah (baca : bekerja dan belajar), kami berpapasan dengan seorang pemuda yang membawa senapan. Naila penasaran dan menanyakan untuk apa itu bunda. Aku jelaskan kalo itu senapan, untuk berburu, biasanya sih untuk menembak burung. Kemudian dengan antusias dia terus bertanya, itu tembak bius ya bunda, burungnya Cuma pingsan kan ? Duh, tiba-tiba aku bisa merasakan arah pertanyaannya. ‘Ya nggak kak, itu senapan beneran. Burung yang ditembak biasanya mati.’ Dan benar saja, dia terdiam agak lama, sampai aku tanya ‘kenapa kak ?’. Naila kemudian menjawab ‘kakak jadi pusing bunda, dengan misi kakak’… Hi hi hi gantian aku yang terdiam, karena menahan tawa yang tiba-tiba ingin meledak. Hah ??? What a mission ? Astaghfirullah… 

Akhirnya sambil menahan senyum aku tanya Naila, ‘misi apa kak ?’. Misi melindungi burung, melindungi beruang agar tidak dibunuh bunda. Misi menyelamatkan binatang-binatang itu’… Aku jadi ingat beberapa waktu yang lalu, di food court Progo, dia melihat tayangan televisi tentang perburuan beruang kutub, bagaimana beruang kutub diburu sampai berdarah-darah. Dia marah sekali waktu itu. Padahal salah satu cita-citanya adalah pergi ke kutub utara, untuk ketemu beruang kutub. Hedeeeeeh, dia tidak tahu apa ya kalau kutub utara itu sangat jauuuuh dan sangat dingiin (he he he aku juga nggak tahu sih, belum pernah ke sana juga. Cuma kata buku…), beruang kutub itu binatang buas pemakan daging, bukan seperti anak kucing yang bisa dipangku-pangku he he he….

Tapi bagaimanapun, Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Naila dikaruniai pemikiran yang benar untuk anak seusianya tentang makhluk ciptaan Allah yang lain, bagaimana harus bersikap kepada mereka. Naila menyayangi semua binatang dan tidak pernah berniat untuk menyakiti mereka, bahkan termasuk tugasnya untuk ikut menjaga keberadaannya. Tinggal tugasku menjaga dan memberitahu Naila binatang-binatang apa saja yang bisa diajak bersahabat dan tidak membahayakan bagi dirinya sendiri, karena dia pernah bilang kalau ular itu binatang yang baik dan sangat cantik, dan kakak akan bersahabat dengannya, hiiiiiii… tolooong……

Naila dan koala
Pulang sekolah, ngobrol dulu dengan anak kambing yang lucu
Apa kabarmu anak kambing cantik...
Aku suka binatang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar